×
PENCARIAN
MahasiswaKeren.com
Tempat Aman untuk Menjelajahi
 Pertanyaan Tentang Hidup dan Tuhan
Tentang Hubungan

Gay, Lesbian, Kasih Tuhan

Menjadi seorang Gay – Jika kamu adalah seorang LGBT, lihatlah betapa Allah dengan kasih-Nya menyambutmu.

WhatsApp Share Facebook Share Twitter Share Share by Email More PDF

Oleh Marilyn Adamson

Dalam hidup ini seringkali kita dituntut untuk memenuhi persyaratan tertentu. Untuk mendapatkan sebuah SIM, kamu harus lulus tes. Untuk mendapatkan sebuah pekerjaan, kamu harus menunjukkan kalau kamu memenuhi kualifikasi tertentu sehingga kamu layak untuk mendapatkan pekerjaan itu.

Jika “A,” maka “B.” Buktikan kalau kamu berharga. Buktikan kalau kamu memenuhi persyaratan. Buktikan kalau kamu “dapat diterima.”

Sampai sejauh mana kamu tahu bahwa Allah sepenuhnya menerima dirimu?

Tidak seperti hal-hal lain yang pernah kamu temui, memulai sebuah hubungan dengan Allah tidak dimulai dengan mengisi titik-titik yang kosong, seperti: “Terimalah aku karena…”

Sebuah hubungan dengan Allah dimulai dengan Allah mengatakan, “Aku menerimamu.” “Aku menyambutmu.”

Apakah kamu seorang gay, lesbian, bisexual, transgender atau kamu belum tahu dirimu termasuk dalam golongan yang mana, Allah bukanlah musuhmu. Jika kamu belum memulai sebuah hubungan, Allah menginginkan sebuah hubungan denganmu. Ia menawarkan ini kepada setiap orang dan kepada siapa saja.

Di dalam Alkitab, kamu akan melihat bahwa hanya ada satu kelompok yang secara terus-menerus membuat Yesus marah… orang-orang yang merasa dirinya benar secara agamawi.

Sepertinya Yesus merasa nyaman bergaul dengan siapa pun, termasuk para pekerja seks komersial (PSK) dan para pelaku kriminal. Sebaliknya, para ahli Taurat membuat Yesus merasa sedih dan marah. Yesus memandang mereka sebagai orang-orang yang suka menghakimi orang lain, tinggi hati, tidak memiliki kasih, dan munafik.

Kamu mungkin memahami arti kata-kata itu dan segera teringat akan orang-orang yang rajin beribadah tapi bersikap kasar, yang perkataannya menyakitkan hati, dan menghakimi dirimu. Apakah perilaku mereka mewakili hati Yesus? Tidak. Yesus mengatakan untuk mengasihi sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Bagaimana mungkin kata-kata yang menyakitkan hati tersebut sesuai dengan perintah Allah ini? Sama sekali tidak sesuai.

Inilah yang menggambarkan hati Yesus. Ia berkata, ”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”1

Sebagai seorang gay, apakah kamu pernah mendapatkan kesempatan untuk sungguh-sungguh menerima Yesus?

Tidak seperti orang lain yang pernah hidup di dunia ini, Yesus dapat menjelaskan arti hidup kepadamu, dan menjelaskan bagaimana menjalani hidup dengan cara yang terbaik. Ia adalah Pencipta dari segala yang ada, namun Ia menjadi manusia, supaya kita dapat mengenal-Nya, mengenal Allah.

Yohanes, salah seorang dari sahabat-sahabat Yesus, mengatakan ini tentang Yesus, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.”2

“Kasih karunia” bukanlah kata-kata yang sering dipakai. Arti kata ini adalah kebaikan yang Allah berikan kepada kita tanpa kita mengusahakannya. Yesus menawarkan kepada kita kebaikan dan kebenaran, untuk menuntun kita melewati kehidupan yang seringkali terasa membingungkan.

Dulu aku ingin tahu apa yang diperlukan agar aku dapat diterima oleh Allah. Mungkin kamu akan merasa takjub sama sepertiku. Inilah jawabannya:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”3

Apakah kamu memahaminya? “Barangsiapa yang percaya kepada-Nya.” Barangsiapa yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal. Barangsiapa percaya kepada-Nya diselamatkan melalui Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya tidak dihukum.

Inilah yang Ia minta dari kita…untuk percaya kepada-Nya.

Yohanes berkata tentang Yesus, “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”4

Ia bukan hanya seorang nabi atau guru atau pemimpin agama. Yesus mengatakan bahwa mengenal-Nya berarti mengenal Allah. Percaya kepada-Nya berarti percaya kepada Allah. Inilah yang menyebabkan Ia disalib. Mereka menuduh-Nya menghujat Allah. Orang-orang mengatakan bahwa Yesus “mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.”5

Ia menunjukkan bukti. Yesus telah melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, secara langsung menyembuhkan orang-orang yang buta, tak dapat berjalan, atau yang sedang bergumul dengan sakit-penyakit.

Yesus bahkan melakukan hal-hal yang lebih hebat. Ia berkata, dalam berbagai peristiwa, bahwa Ia akan ditangkap, dipukuli, dan disalibkan…dan tiga hari kemudian bangkit dari kematian. Itu adalah bukti yang sangat kuat. Bukan reinkarnasi, bukan hal-hal mistis “kamu akan melihatku dalam mimpi-mimpimu.” Bukan. Tiga hari setelah dikuburkan, Ia akan bangkit dari kematian!

Orang-orang Romawi tahu tentang hal ini sehingga mereka menempatkan penjagaan penuh di makam Yesus.

Namun demikian, tiga hari setelah disiksa dan dibunuh di atas salib, tubuh jasmani Yesus bangkit dari kubur. Tubuhnya tak ada lagi, dan hanya tersisa kain kafan di tempat Ia dibaringkan. Secara fisik Yesus menampakkan diri dalam berbagai kesempatan selama 40 hari. Inilah yang menjadi dasar dimulainya iman Kristen. Ia membuktikan semua yang telah Ia katakan… Allah dalam rupa manusia, sama dengan Allah Bapa.

Yesus dengan jelas mengatakan tentang hal ini: “Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”6

Kamu mungkin heran. “Baiklah. Hidup kekal memang luar biasa. Namun bagaimana dengan kehidupan sekarang ini?”

Kamu dapat melalui kehidupan ini dan tahu bahwa kamu dikasihi Allah.

Setiap orang haus akan kasih. Kasih manusia sangat penting. Tetapi manusia tidak dapat mengasihimu dengan sempurna, karena manusia memang tidak sempurna.

Tetapi Allah dapat mengasihimu dengan sempurna. Ia mengasihi kita karena karakter Allah adalah kasih, dan kasih-Nya tak pernah berubah, tak pernah berhenti.

Kita semua melakukan kesalahan. Kita semua gagal dalam memenuhi standar hidup kita sendiri, apalagi memenuhi standar Allah. Tetapi Allah tidak menerima kita berdasarkan performa kita. Ia menerima kita jika kita bersedia percaya kepada-Nya, datang kepada Dia, mengundang-Nya untuk menjadi Allah dalam kehidupan kita.

Berikut ini penjelasan Yesus tentang bagaimana caranya memiliki hubungan dengan-Nya:

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”7

Apa yang terjadi jika kamu menerima Dia? Apa yang terjadi jika kamu memulai hubungan dengan Allah?

Setiap hubungan kamu miliki di dalam kehidupan ini akan berdampak padamu, baik secara positif maupun negatif. Benar bukan? Ini berlaku pada setiap orang. Semakin penting suatu hubungan, semakin besar dampaknya.

Jadi, masuk akal bila dikatakan bahwa mengenal Allah akan menjadi sebuah hubungan yang penting. Ia akan memimpin hidupmu sesuai dengan kasih dan kehendak-Nya. Tetapi kamu tetap sebagai pengambil keputusan. Ia tidak mengambil alih hidupmu, tidak memaksamu untuk bertindak sesuai dengan yang Ia mau. Namun demikian aku mendapati diriku merasa terkesan akan hikmat, kebaikan, dan cara Allah memandang orang-orang dan kehidupan mereka.

Allah tidak akan memberikan petunjuk-Nya berdasarkan tuntutan sosial masyarakat. Allah, yang menciptakan alam semesta, tidak memerlukan manusia untuk membimbing-Nya, bukan? Aku menyukai hal itu. Aku rasa itu melegakan.

Inilah yang Allah lakukan dalam hidupku, ketika aku memulai sebuah hubungan dengan-Nya.

Dulu aku adalah seorang atheis. Jadi menjadi percaya kepada Allah, membaca Alkitab tentang Dia, adalah sebuah perubahan yang besar dalam hidupku. Bahkan sesungguhnya itu adalah sesuatu yang fenomenal.

Beberapa bulan setelah meminta Yesus masuk dalam hidupku, sahabat terdekatku bertanya, “Apakah kamu memperhatikan sebuah perubahan dalam hidupmu?” Dan aku berkata, “Apa maksudmu?” Ia berkata, “Akhir-akhir ini aku dapat bercerita tentang apapun kepadamu dan kamu tidak meledek. Sepertinya kamu sungguh-sungguh mendengarkan aku.”

Aku merasa malu. Maksudku, ia sahabat terdekatku dan ia mengatakan bahwa pada akhirnya aku bertindak layaknya seorang manusia beradab dan sungguh-sungguh mendengarkannya!

(Ia begitu heran dengan apa yang ia lihat dalam hidupku, sehingga ia juga memutuskan untuk meminta Yesus masuk dalam kehidupannya.)

Inilah yang aku rasa telah terjadi dalam hidupku.

Ketika aku memulai sebuah hubungan dengan Allah, aku menyadari kasih-Nya kepadaku. Itu sungguh mengejutkanku. Hal-hal yang kubaca dalam Alkitab seperti pesan pribadi dari Allah kepadaku yang mengatakan betapa Ia mengasihiku. (Aku berpikir bahwa Allah marah kepada kita, karena kita tidak dapat memenuhi standar yang Ia harapkan.) Jadi ini membuatku takjub – bahwa Allah mengasihi kita.

Dan aku merasa bahwa kebutuhanku akan kasih dipenuhi oleh Allah dalam tingkatan yang begitu dalam, sehingga aku merasa aman. Aku mulai lebih memikirkan dan memperhatikan orang lain, daripada memikirkan diriku sendiri. Dan terbukti aku menjadi seorang pendengar yang lebih baik dan lebih perhatian kepada orang lain. Aku juga menemukan bahwa perlahan-lahan sikap rasis, dimana aku dibesarkan dengan paham ini, mulai berkurang.

Yesus berjanji kepada kita bahwa apabila kita mengijinkan-Nya untuk mengajar dan membimbing kita, Ia berkata, “dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”8

Jika kamu memulai sebuah hubungan dengan Yesus, kamu akan melihat perubahan dalam tingkah lakumu, atau pengharapanmu, atau cara pandangmu terhadap orang lain, atau bagaimana cara menggunakan waktumu. Hanya Allah yang mengetahuinya. Namun setelah kamu mulai mengenal-Nya, Ia akan mempengaruhi kehidupanmu. Tanyakan kepada siapa saja yang telah mengikut Yesus, dan mereka akan menceritakan kepadamu bagaimana mengenal Dia telah membawa dampak dalam kehidupan mereka.

Yesus cenderung memberikan kepada kita gairah yang lebih besar untuk memilih jalan-jalan-Nya. Bagaimana cara Dia melakukan ini sungguh tak terduga. Ini bukan seperti Ia memberikan sederet peraturan-peraturan baru yang tidak harus kamu patuhi. Ini bukan berarti bahwa kamu harus berjuang sendiri atau kamu melakukan sesuatu untuk Allah. Dan ini bukan dedikasi agamawi. Ini adalah sebuah hubungan, sebuah persahabatan yang erat dengan Allah. Ini adalah Allah yang secara pribadi memimpin dan mengajarmu tentang diri-Nya, tentang kehidupan. Ia masuk dalam kehidupan kita ketika kita mengundangnya masuk. Ia mempengaruhi kehidupan kita, dari dalam mengalir ke luar, mulai dari hati kita.

Yesus menawarkan kepadamu kehidupan sepenuhnya. Kamu tahu bagaimana relasi dengan orang lain, pekerjaan, olahraga, hiburan… semua itu memiliki saat-saat yang menyenangkan, namun kepuasaan yang sesungguhnya seringkali tak terpenuhi. Rasa puas yang kita dapatkan bukanlah kepuasaan yang sesungguhnya. Dan tak ada satu pun di bumi ini yang dapat memberikan kepuasan sepenuhnya.

Kita terus-menerus lapar akan sesuatu yang dapat bertahan lama, yang dapat diandalkan. Yesus berkata, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”9 Ia mengakhiri perkataan-Nya dengan, “…barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”9 Bertahun-tahun aku mencari sebuah filosofi kehidupan yang dapat diterapkan, untuk segala kondisi. Ketika aku mengenal Tuhan, pencarianku berakhir. Aku mendapati Dia, dapat dipercaya.

Hubunganmu dengan Dia akan terlihat berbeda dari hubungan antara orang lain dengan Dia. Kamu adalah satu pribadi dengan pengalaman, pikiran, minat, mimpi, dan kebutuhan yang unik. Bacalah Injil dan kamu akan melihat Yesus berinteraksi dengan masing-masing individu, secara pribadi.

Saat ini saya cemas kalau saya hanya menunjukkan keuntungan atau sisi positif dari mengenal tuhan.

Sebuah hubungan dengan Allah bukan jaminan bahwa kamu akan terlindungi dari kesulitan-kesulitan dalam kehidupan ini. Kamu masih bisa mengalami depresi karena masalah keuangan, menderita sakit keras, mengalami kecelakaan, gempa bumi, konflik relasi dengan orang lain, dll.

Tak perlu dipertanyakan bahwa memang ada penderitaan dalam kehidupan ini. Kamu dapat menjalaninya seorang diri. Atau kamu dapat merasa yakin akan kasih Allah, kehadiran dan kedekatan-Nya, di tengah semua itu.

Perlu diingat. Ia mungkin akan membuatmu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penuh dengan tantangan, yang memerlukan pengorbanan, untuk memperhatikan orang lain.

Sebagian besar dari murid-murid Yesus (dan banyak dari para pengikut Yesus sekarang ini) telah melalui penderitaan yang besar. Sebagai contoh, Paulus berulangkali ditangkap, dipukuli dengan tongkat dan dicambuk, tak terhitung berapa kali. Satu kali ia hampir mati dilempari dengan batu oleh masa yang marah. Ia beberapa kali mengalami kapal karam, beberapa hari tanpa makanan, dan seringkali melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.

Jelas sekali, para pengikut Yesus tidak menjalani kehidupan yang mudah. Namun demikian, Paulus dan orang-orang yang percaya kepada Yesus, tetap tak tergoyahkan akan kasih Allah kepada mereka.

Paulus menulis, “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”10

Kamu tidak mengetahui jalan hidupmu. Jika kamu adalah seorang gay, lesbian, bisexual, transgender, atau kamu belum tahu dirimu termasuk dalam golongan yang mana, jika kamu mengijinkan Dia, Yesus akan menuntun hidupmu. Dan itu akan jauh lebih hebat dari yang dapat kamu bayangkan. Yesus berkata, “Akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”11

Inilah cara bagaimana kamu dapat memulai hubungan dengan Allah, sekarang juga.

Tak perduli apapun yang telah kamu perbuat dalam hidupmu, Yesus menawarkan kepadamu pengampunan penuh. Dosa kita telah dibayar lunas oleh Yesus di atas kayu salib, dengan cara mengorbankan diri-Nya untuk menggantikan kita.

Pernahkan kamu melihat seseorang yang telah berkorban untukmu? Inilah yang telah Yesus lakukan hingga tingkatan yang tertinggi. Ia begitu mengasihimu. Ia menawarkan untuk masuk ke dalam hatimu dan membangun sebuah hubungan denganmu.

Apakah kamu mau mengenal Allah? Aku mendorongmu untuk mengijinkan Dia masuk dalam kehidupanmu, jika kamu belum mengundang-Nya. Dia berkata bahwa INI adalah hubungan yang akan memuaskan kita. Kita tidak pernah ditakdirkan untuk menjalani kehidupan ini tanpa Dia.

Kamu dapat berbicara kepada-Nya dengan menggunakan bahasamu sendiri. Jika kamu memerlukan bantuan,kamu dapat berkata seperti ini:

“Yesus, aku percaya kepada-Mu. Terima kasih telah mati bagiku dan menawarkan kepadaku sebuah hubungan dengan-Mu. Aku mau Engkau menjadi Tuhan dalam hidupku, aku ingin mengenal-Mu, mengalami kasih-Mu, dan sekarang juga, aku meminta-Mu untuk memimpin hidupku.”

 Saya telah mengundang Yesus masuk ke dalam hidup saya… (informasi berikutnya)
 Saya masih ragu-ragu, tolong jelaskan lebih lanjut…
 Saya ada pertanyaan…

Catatan kaki: (1) Matius 11:28-29 (2) Yohanes 1:16,17 (3) Yohanes 3:16-18 (4) Yohanes 1:11,12 (5) Yohanes 5:18 (6) Yohanes 5:22-24 (7) Yohanes 15:9-12 (8) Yohanes 8:32 (9) Yohanes 6:35,37 (10) Roma 8:37-39 (11) Yohanes 8:12


BAGIKAN DENGAN YANG LAIN
WhatsApp Share Facebook Share Twitter Share Share by Email More


Facebook
Facebook