Seseorang menyampaikan kegalauan hatinya bahwa ia takut sekali akan kematian. Ia menyampaikan kegalauannya seperti ini: “kemana saya setelah kematian dalam kepercayaan saya, yang saya tahu setelah kematian hanya ada surga dan neraka. Tentu seperti semua orang saya ingin masuk surga dan tidak ingin masuk dalam neraka yang digambarkan sebagai tempat penghukuman dan penyikasaan bagi orang yang berdosa. Saya juga diajari bahwa hidup baik dan melakukan semua ritual keagamaan adalah syarat untuk masuk surga. Jika saya lebih banyak berbuat kebatilan dan sering mangkir dari kegiatan keagamaan, maka saya akan mendapat azap neraka. Saya begitu takut, sebab saya tidak pernah merasa yakin bahwa kebajikan yang saya perbuat masih kurang dibandingkan dengan dosa-dosa saya. Saya sadar bahwa dosa bukan saja perbuatan, tetapi pikiran dan perasaan seperti iri, dengki, benci, hawa nafsu yang kotor juga adalah kekejian di mata Tuhan. Oleh karena itulah saya selalu mengalami ketakutan.”
Sesungguhnya memang benar bahwa semua manusia itu berdosa dan tidak layak untuk bersekutu dengan Allah sebab Allah adalah Allah yang maha suci tidak mungkin bersekutu dengan manusia yang berdosa. Manusia selalu berusaha untuk menyucikan diri agar layak dan dapat diterima oleh Allah. Tapi apakah mungkin? Sesuci-sucinya manusia masih kotor di hadapan Allah. Sebenarnya dengan usaha manusia sendiri tidak mungkin ia dapat menjadi suci. Satu kali berbuat baik dua tiga kali ia berbuat jahat baik melalui pikiran maupun perbuatan. Lima kali berbuat baik, sepuluh atau lima belas kali ia berbuat jahat. Ibarat kriminal, manusia sudah divonis untuk mendapatkan hukuman mati, dipenjara hanya untuk menantikan eksekusi hukuman itu dilaksanakan. Tidak ada usaha apapun yang dapat dilakukan ketika ada dalam penjara itu untuk meloloskan diri. Sesama manusia yang lain yang juga ada dalam penjara juga tidak akan mungkin dapat meloloskan sesamanya dari hukuman mati. Satu-satunya harapan adalah pertolongan dari luar, orang yang tidak dipenjarakan, manusia bebas.
Dalam dunia ini ada manusia yang pernah hidup dan hidup tanpa dosa. Dia ialah Yesus Kristus atau Isa Almasih, sebab kelahirannya ajaib, bukan akibat hubungan pria dan wanita, tetapi atas kehendak Allah, oleh Roh Kudus seorang perawan bernama Maria mengandung bayi suci. Bayi suci ini tumbuh dan besar, dicobai seperti manusia yang lainnya, tetapi Ia tidak pernah berbuat dosa.1 Hanya dia yang dapat membebaskan manusia dari dosa.
Yesus Kristus telah dikirim oleh Allah ke dalam dunia untuk menebus manusia dari dosa, Yohanes 3: 16 berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Dalam ayat itu disebutkan bahwa Allah mengirim Yesus agar mereka yang percaya tidak binasa, tidak dihukum mati. Dalam ayat selanjutnya, ayat 18, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” Jadi jika diilustrasikan, Presiden biasanya mempunyai hak untuk memberi grasi atau pengampunan pada seorang kriminal yang bahkan sudah divonis mati sekalipun. Jika ia menerima grasi presiden, maka ia bisa bebas. Yesus Kristus adalah GRASI atau GRACE dari Allah, barang siapa menerimanya akan dibebaskan dari vonis hukuman mati.
Kebebasan atau keselamatan bukan datang dari diri kita, usaha kita, atau dari sesama kita, tetapi datang dari Allah. Yesus mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang pada Bapa (Allah) selain melalui Aku.”2
Selanjutnya Firman Tuhan mengatakan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”3 Hanya karena iman, karena percaya dan menerima anugerah Allah kita ditebus dari dosa dan kebinasaan. Jadi keselamatan bukan karena seseorang menjadi anggota gereja atau mengikuti semua ritual keagamaan. Tetapi imannya pada Yesus yang menyelematkan. Firman Tuhan mengatakan “Barangsiapa percapa pada Yesus ia menjadi anak-anak Allah.”4
Apakah saudara ingin menjadi anak-anak Allah, menerima anugerah Allah di dalam Yesus Kristus? Memiliki kepastian ke mana saudara akan pergi setelah kematian? Jika demikian saudara dapat menerima Kristus. Berdoalah demikian, "Tuhan Yesus, saya memerlukan Dikau. Saya membuka pintu hatiku dan menerima Dikau sebagai Juruselamat dan Tuhanku. Terima kasih, karena Tuhan telah mangampuni dosa-dosaku. Kuasailah tahta hatiku. Bentuklah saya menjadi seorang pribadi yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin."
► | Bagaimana memulai sebuah hubungan dengan Tuhan |
► | Saya ada pertanyaan… |
Catatan kaki: (1) Ibrani 4:15 (2) Yohanes 14:6 (3) Efesus 2:8 (4) Yohanes 1:12